Minggu, 22 Desember 2013

Tari Remo



BAB  I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang                 
                Kebudayaan tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian terpenting dari kebudayaan Indonesia secara keseluruhan. Kebudayaan tradisional banyak dipengaruhi oleh sejarah dan kebiasaan atau adat masa lalu, dari proses belajarnya manusia. Indonesia adalah Negara kaya akan aneka ragam budaya. Ragam kesenian budaya Indonesia sangat kental dengan unsurkedaerahan, hal ini disebabkan bahwa hampir seluruh propinsi bahkan kota atau kabupaten di Indonesia memilki kesenian khasnya masing-masing. Kesenian daerah menjadi identitas dan kebanggaan suatu daerah tertentu karena di anggap memiliki nilai-nilai kehidupan yang menjadi cerminan pandangan hidup suatu daerah sebagai hasil peradaban.Kota atau Kabupaten memiliki keunikan ragam budaya masing-masing, justru tingkat inilah yang merupakan cikal bakal dari kebudayaan Nusantara.Atas dasar fungsinya yang demikian, kesenian merupakan satu fokus kebudayaan Jawa Timur, diantaranya ialah seni Tari Remo.Seni Tari Remo ialah salah satu asset yang dimiliki oleh masyarakat karena merupakan seni tari yang khas dan asli dari daerah tersebut.
                Istilah Remo di antaranya seperti yang dikemukakan oleh Soerjo Wido Minarto dalam skripsinya berjudul: Analisis Bentuk dan Gaya Tari Remo, sebagai berikut: Remo berarti rambut, karena di dalam Tari Remo ada gerakan yang mempermainkan rambut yaitu salah satunya yang disebut: Tatasan Ure Rekmo (mengurai rambut). Remo berasal dari kata remo yang berasal dari bahasa Jawa – Remong yang artinya: Sampur, karena tarian tersebut sangat dominan menggunakan (mempermainkan) sampur.
            Tari Remoberasal dari Jombang, Jawa Timur.Tarian ini pada awalnya merupakan tarianyang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk.Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan. Pertunjukan Tari Remoumumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
                   Di Jawa Timur, Tari Remosangatlah diandalkan menjadi kebudayaan seni tari unggulan. Tetapi tidak banyak orang yang sadar akan tindakan melestarikan Tari Remotersebut. Sehingga makalah ini perlu sebagai bahan pengetahuan mengenai Tari Remodan bagaimana upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan asli Jawa Timur ini.
                                                                                                                                               
1.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
            1.2.1   Memberikan pengetahuan kepada generasi penerus tentang Tari Remo.
            1.2.2   Mampu melestarikan kesenian Tari Remo.
            1.2.3   Memberi pengetahuan tentang sejarah Tari Remo.
            1.2.4   Memberi pengetahuan tentang identitas Tari Remo.
1.2.5        Memberi pengetahuan tentang unsur-unsur pendukung Tari Remo.
1.2.6        Memberi pengetahuan tentang fungsi dan peranan Tari Remo.

1.3  Rumusan masalah
1.2.1        Bagaimana sejarah Tari Remo ?
1.2.2        Apa identitas Tari Remo ?
1.2.3        Apa unsur-unsur pendukung Tari Remo ?
1.2.4        Apa fungsi dan peranan Tari Remo ?


















                                                                                                                                      
Bab II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari
                Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur.Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk atau wayang kulit Jawa timuran.Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
            Tari Remo memiliki embrio sebagai bentuk koreografi dapat diperhatikan sejak sekitar tahun 1907, seiring dengan munculnya pertunjukkan: Besud atau Besutan, kemudian berkembang dengan lahirnya ludruk lerok, dan mencapai bentuk kesempurnaan sekitar tahun 1950–an seiring dengan keberadaan pertunjukkan Ludrug. Seperti yang disaksikan oleh Cliford Geertz ketika menonton pertunjukan Ludruk Marhen di Pare Kediri. Waktu itu Geertz menenali Tari Remo sebagai bentuk tari yang memiliki karakteristik seperti “ tari Madura “.
Penelitian penulis tentang “ EvolusiTari Remo – Malang “ menemukan kronologi perkembangan Tari Remo sebagai berikut: Sekitar tahun 1940-an seorang sutradara yang bernama Om Sagi menggagas karakteristik Tari Remo dengan mengangkat tokoh legendaris yang bernama Sumogambar, tokoh ini merupakan tokoh antagonis sebagai penyamun (brajak laut) yang dikenal dengan sebutan Brajak. Kemudian pada tahun 1950-an seorang sutradara ludruk Nusantara yang bernama: Subur mulai menggagas karakteristik Tari Remo yang dikaitkan dengan tokoh kepahlawanan, yaitu bupati dari Madura. – bernama Cakraningrat. Sejalan mulai dikenalnya karakteristik Tari Remo Cakraningrat, kemudian muncul karaktersitik Tari Remo yang lain yaitu Sawunggaling (pahlawan dari Surabaya). Dua karakteristik Tari Remo yang terakhir ternyata masih populer hingga sekarang.








2.2  Identitas Tari
2.2.1        Judul Tari                         : Tari Remo
2.2.2        Asal Tari                           : Jombang, Jawa Timur
2.2.3      Koreografer/Pelaku Tari : Remo Suroboyoan diciptakan Munali Fatah sedangkan gaya Jombangan diciptakan Bolet.
2.2.4        Durasi Tari                       : 6 menit
2.2.5        Sinopsis Tari                    : Menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga dan ungkapan patriotis (kepahlawanan) pemuda Jawa Timur
2.2.6        Penggolongan Tari atau Jenis Tari :
a)      Berdasarkan Koreografi    : Tari Rakyat
b)      Berdasarkan Tema            : Tari Heroik atau Nilai Kepahlawanan
c)      Berdasarkan Fungsi          : Tari Penyambutan dan Tari Hiburan
d)     Berdasarkan Bentuk Penyajian: Tari Tunggal (laki-laki)
                                               Tari Berpasangan (laki-laki dan perempuan)
2.2.7    Fungsi dan Peranan Tari      :
a)      Sebagai Sarana Hiburan
b)      Sebagai Sarana Pergaulan
c)      Sebagai Sarana Komunikasi
d)     Sebagai Media Pendidikan
e)      Sebagai Pertunjukkan
f)       Sebagai Penyambutan
2.2.8     Perkembangan/Eksistensi Tari    :
                        Tari Remo sering ditampilkan dalam suatu pentas kesenian daerah.Tujuannya sebagai salah Satu upaya menjaga seni tari dari Jawa Timur ini.Oleh karena itu, tari ini tidak selalu dibawakan oleh seorang laki-laki tetapi juga seorang wanita.Dan bekembanglah Tari Remo putri. Selain itu Tari Remo juga terbukti dalam berbagai event seperti :
a)      Festival Tari Remo dan Yosakoi di Taman Surya, Surabaya
b)      Festival ludruk tradisional yang digawangi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olah Raga (Disparbudpora) Kabupaten Sidoarjo.
c)      Eksistensi Tari Remo di mancanegara terbukti dengan tampilnya Tari Remo di beberapa Negara, seperti :Spanyol, Belanda, Turki, Jerman, Inggris, Prancis, Korea, AS, Malaysia, dan Thailand.



2.2.9 Unsur-Unsur Pendukung Tari   :
a)      Koreografi   :
                                                Tari Remo merupakan tarian tunggal tradisional klasik yang berasal dari Jombang, Jawa Timur dengan bentuk koreografi dramatik.Karakter yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis.Salah satu ciri khas yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis.Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki.Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung.Selain itu, gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin menarik.Juga dari bentuk gerak dari Tari Remo mempunyai pola-pola gerak yang menggunakan tenaga yang banyak bertumpu pada kaki dengan variasi pada gerak tangan.Sedangkan gerakan tubuh relatif sedikit dilakukan dan terbatas pada pola gerak-gerak tertentu seperti gerakan pada lambung.Gerakangerakan tangan cenderung cepat, tegas dan patah-patah, tetapi terkendali oleh                       sikap tubuh bagian dada yang tegap dan tenang.Pola gerak pada bagian kepala              terlihat lebih dinamis karena pola yang digunakan adalah cepat dan patah-patah,                pandangan atau sorot mata yang tajam.Dapat dicontohkan di sini adalah gerak                   iket dan sabetan.lketmerupakan bentuk gerak penghubung yang menggunakan                     pola ruang menyempit dengan garis yang kontras, sedangkan sabetan merupakan                pengembangan dari iket dilanjutkan gerakan kaki dengan penggunaan tekanan               tenaga yang cepat dan berkesinambungan, dikombinasi dengan gerak kaki kanan               terangkat dan bergetar. Dengan demikian bahwa Tari Remo secara umum                           mempunyai pola gerak yang bertumpu pada kaki dengan variasi gerak tangan                 yang dinamis.
b)      surabayanTata Busana :

Ø  Busana Gaya Surabayan
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Dan terdapat pula   gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki
index
Ø  Busana Gaya Sawunggaling
Pada dasarnya busana yang di pakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.



Ø  untitled1Busana Gaya Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak di semat dengan jarum.




Ø  Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.



Ø  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidbRMJAr20hAfvOuSO3mqhcm0RurjThg0db881kg717Xt0oUc7pFCz67kQ1PFIm43y1Hzu5qykv7aWTzbWt4cKAJXWJ9noz3OxG0xdNFJZSjTbcQ_zdAt1nisxPo1HlpTbc_9EEynx13U/s320/spektrum-tari-remo-70.jpgBusana Remo Putri
                                    Remo Putri mempunyai busana yang berbeda                                                dengan gaya remo yang asli. Penari memakai                                           sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup                                             bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian                                                 pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan                             satu selendang saja yang disemat di bahu bahu.
                                   




c)      Tata Rias     :
Tata Rias dalam Tari Remo busana terlihat sangat menonjol penampakanya, karena Tari Remo merupakan jenis tarian tradisional yang selalu mengindahkan perwujudan karakter khas sebagaimana dikehendaki oleh tema tarinya.tata rias dan tata busana Tari Remo terdapat dua bentuk perwujudan karakter, yaitu karakter Sawunggaling dan karakterCakraningrat. Kedua tokoh tersebut yang sudah melegenda di wilayah Surabaya khususnya dan Jawa Timur pada umumnya dipakai sebagai orientasi tema tari Ngremo.Dalam cerita - cerita Ludruk kedua tokoh ini seringkali hadir dalam pertunjukannya, utamanya periode setelah kemerdekaan sampai tahun 1980-an. Sebagai perwujudan tokoh, tata rias dan tata busana tersebut adalah sarana untuk mengidentifikasi diri, di mana penari mendapatkan garnbaran wujud untuk mengimajinasikan figur tokoh yang sedang diekspresikan.Selebihnya adalah untuk menunjukkan kejelasan garis-garis kontur wajah. Dengan demikian penonton akan lebih jelas melihat wajah penari dari jarak yang relatif jauh. Namun pada prinsipnya penggunaan bahan untuk meneiptakan kesan tokoh karakteristik tersebut sarna, hanya goresan untuk menimbulkan kesan yang membedakannya. Jadi wajah kedua tokoh tersebut dapat diarnati pada bentuk tata rias sebagaiberikut:
1.      Tata Rias Bentuk Sawunggalingan.
Tokoh Sawunggaling digambarkan relatif masih muda sehingga penampakan wajah kelihatan cerah dan bersih.Alis mblarak yaitu kecil dan tegas, mata tajam dan masih bersinar-sinar. Untuk mendapatkan kesannya, shadow warna coklat muda dioleskan di sudut mata sebagai bayangan.Garis mata menggunakan eye liner untuk menampakkan garis keeil yang tipis.Godeg kecil sejajar dengan mata telinga, wara hitam.Pemerah pipi merah muda dioleskan tipis di pipi bagian atas tidak terlalu melebar.Kumis coretan kecil (femet) dan bibir menggunakan lipstick wama merah muda.
2.      Tata Rias Bentuk Cakraningratan.
Yang membedakan kedua tokoh tersebut adalah tingkat usia dan tempat tokoh berasal. Sawunggaling dari Surabaya dan Cakraningrat dari Madura.Tokoh dari Madura ini digambarkan lebih keras.Penampakan wajahnya diwujudkan dengan goresan rias lebih tebal dan tajam. Alis Mangot (lebih tebal dari Sawunggaling), rose pipi lebih merah dan tebal, godheg rangkap sampai pada jenggot (jambang), kumis lebih tebal dan kadang menggunakan kumis palsu (terbuat dari rambut yang dibentuk menyerupai kumis). Bayangan mata menggunakan shadow gelap, menggunakan celak, dan lipstick lebih merah dan tebal. Visualisasi ini diusahakan untuk mendapatkan kesan karakter yang dewasa, matang, tegas, keras tetapi sedikit lebih tua.
d)     Tata Panggung :
            Panggung Terbuka : arena, pendhopo, dihalaman  pura, atau halaman gedung lainnya.





e)      Iringan Musik :
                                                Musik yang mengiringi Tari Remoadalah gamelan, yang biasanya terdiri                  atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem                 siter, seruling, kethuk, keenong, kempul, dan gong.Jenis irama yang sering                   dibawakan untuk mengiringi Tari Remoadalah Jula-Juli dan Trompongan,               namun dapat pula beberapa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau             gending-gending kreasi baru.Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya                             menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.





Bab III
PENUTUP



3.1 Kesimpulan
Tari Remoberasal dari Jombang, Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk.Tari Remo mulai muncul sejak tahun 1907, seiring dengan munculnya pertunjukan besud atau besutan. Kemudian berkembang dengan lahirnya ludruk lerok, dan mencapai bentuk kesempurnaan sekitar tahun 1950-an. Menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga dan ungkapan patriotis (kepahlawanan) pemuda Jawa Timur. Karakteristika yang paling utama dari Tari Remoadalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis biasanya iket dan sabetan. Ada berbagai macam gaya, di antaranya: Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Selain itu terdapat pula busana yang khas dipakai bagi Tari Remo gaya perempuan.Tata Rias terdapat dua bentuk perwujudan karakter, yaitu karakter Sawunggaling dan karakter Cakraningrat.Tata Panggung yaitu Panggung Terbuka.Dan Iringan Musik berupa Gamelan.


3.2 Saran

            Begitu pentingnya kesenian tradisional tari Remo bagi generasi muda dan tidak hanya di Jawa Timur saja generasi muda melestarikannya melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat Indonesia karena tari Remo merupakan salah satu kekayaan budaya seni tari di Indonesia.  Sehingga, alangkah  baiknya apabila kita menjaga kekayaan warisan budaya leluhur kita ini, dan menjunjunganya hingga ke kancah internasional sebagai wujud rasa cinta dan kebanggaan terhadap kesenian tradisioanal kita.






















DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar