Sabtu, 05 Februari 2011

Bukit Bintang (Cerpen)

Hai hai hai
ini cerpen yang ke tiga. comment ya...
langsung aja..
CEKIDOT ^_^

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Matahari menjulang tinggi. Teriknya saking panasnya sangat menusuk tubuh penghuni di muka bumi ini. Jangankan terik matahari, Udara yang tercemar sangat mencemari paru-paru penghuni di muka bumi ini. Tapi di balik semua ini, ada seorang sosok gadis yang imut dan cantik (aaa... Makasih, gw juga tau kalau gw itu imut dan cantik. Tapi pujiaanya gx usah bikin gw terbang #lebaydotcom). Namanya Oik Cahya Ramadlani. Oik memiliki impian yaitu dapat menginjak di Bukit. Hmm... Jakarta ? Oik rasa, sepertinya ada bukit. Tapi bukan bukit yang sejuk, hijau, byak pepohonan, dan asri, dalam kata lain di jakarta ada Bukit Gedung. Bukit yang menjulang tinggi dan pencakar langit yang terbuat dari beton.

@di SD NUSA IDOLA.
@di kelas 4.a.
Pukul 12.10 a.m

Seperti biasa oik digangguin oleh seorang cowo yang super dubel nyebelin amat sangat banget.

"dor... kena kamu." kata seseorang dan langsung menyemprotkan air ke baju oik.

"KODDDOOOOKK !!! BAJU AKU BASAH !!!" teriak oik.

"hahahaha..." tertawa Alvin.

"cie... Ahay..." kata Agni.

"ea... PeJe... PeJe... PeJe..." ledek Deva.

"anjrot..." kata Oik.

"anjrit kalian brdua..." kata Alvin.

"au ah.. Aku mau ke kantin dulu. Laper..." kata Oik.

@kantin SD NUSA IDOLA.

Oik sambil memegang kalung yang bandulnya berbentuk bintang berwarna biru pemberian Almarhum Ibundanya. Ya... Ia sangat suka dgan Bintang.

Tanpa di sadari oleh oik. Alvin langsung mengambil kalungnya oik dgan gesit.

"KODOK !!! BALIKIN TU KALUNG GW !" teriak Oik.

"Eh Kecebong. Kejar gw dulu biar dapat kalung ini" kata Alvin.

Mana mungkin oik mengejar Alvin. Secara Alvin adalah juara II se DKI JAKARTA. Tapi, karena itu adalah barang yang sangat berharga dari pemberian Almarhum Ibundanya satu-satunya. Mau tak mau, oik harus mengejar Alvin.

DDUUUKKKK..

Oik tersandung dari batu.

"aaaaawww..." rintih Oik.

Alvin pun berhenti lari dan langsung menghampiri Oik.

"oik, kamu nggak papa. Maafin aku ya... Ini semua gara-gara aku." kata
alvin dgan menyesal.

"hiks, hiks, hiks. Lutut ku berdarah" rintih Oik.

"hmmm... Sebagai rasa bersalahku. Aku gendong kamu dan bawa ke UKS. Ntar aku obatin. Ayo..." kata Alvin.

"makasih ya..."

Alvinpun menggendong Oik. dan membawa Oik ke UKS.

@UKS.

Luka Oik diobatin ama Alvin.

"ok. Udah selesai" kata Alvin.

"makasih ya" kata Oik.

"sip... O'ya ik... Aku kalungin kalung kamu di leher ya..." kata Alvin.

"ya udah deh." kata Oik.

Alvinpun mengalungkan kalungnya oik di leher oik.

"ternyata kamu cantik juga ya..." kata Alvin.

"jiah... "

"emangnya itu kalung berharga ya?" kata Alvin.

"berharga bget... Ini pemberian almarhum Ibundaku." kata Oik.

"ooo... Maaf ya ik ?" kata Alvin.

"nggak papa kok." kata Oik dan tersenyum.

" ik... kita sahabatan aja yuk" kata Alvin.

"ayuk" kata Oik.

"janji" kata Alvin sembari menampilkan jari kelingking tangan kanannya.

"janji" kata Oik dan menjepitkan jari kelingking tangan kanannya Alvin dgan jari kelingking tangan kirinya Oik.

"hehehe... Eh pulang yuk..." ajak Alvin.

"ayo...."

Akhirnya, Alvin dan Oik bersahabat. Walaupun alvin selalu mengganggui oik. Tapi oik sudah biasa.

* Setahun kemudian.
* pulang sekolah.

"eh ada kecebong" kata Alvin.

"eh ada kodok" kata Oik.

"pulang bareng yuk.." kata Alvin.

"gimana ya?" kata Oik.

"ayolah. Aku mau ngasih sesuatu ke kamu" kata Alvin.

"ya udah deh" kata Oik.

"aku tutup mata kamu ya, pake saputangan aku" kata Alvin.

"ngak bekas ingus kamu kan?" tanya Oik.

"ya ngak lah." kata Alvin.

Alvinpun menutup mata oik dgan sapu tangan alvin.

"Ayo... Kamu pegangan ya" kata Alvin.

"ada asuransinya kan?" kata Oik.

"hahaha... Ada" kata Alvin.

Oik di boncengi oleh Alvin dgan sepeda. Dan langsung pun melesat ke tempat yang di tuju.

@ tempat yang di tuju.

"oke... Kita udah sampai. Silahkan membuka matamu." kata Alvin.

Oik pun melepaskan sapu tangan alvin dari mata oik.

"wah... Keren... Kok kamu tahu sih kalau aku suka Bukit." kata Oik.

"ya tau dong. Kodok... " kata Alvin.

"kita namain apa ya ?" tanya Oik

"di sini, kalau malam byak bintang lho..." kata Alvin.

"gimana kalau..." kata Oik.

"BUKIT BINTANG !!!" seru Alvin dan Oik dgan kompak.

"hahahaha" tertawa Alvin dan Oik.

"vin..." kata Oik.

"apa ?" kata Alvin.

"besok kita kesini lagi ya..." kata Oik.

"oke... Aku akan tunggu kamu di sini. Eh udah sore, aku takut di cariin oma." kata Alvin.

"yah... Perasaan baru bentar deh" kata Oik dgan perasaan kecewa.

" kan besok kita ke sini lagi... " kata Alvin.

"ya udah deh" kata Oik.

"ayo.. Pulang breng, aku anterin ampe rumah kamu" kata Alvin.

@di rumah Oik.

"oke. Kita sudah sampai." kata Alvin

"makasih ya..." kata Oik.

"ya masama... Ampe ktemu besok oik" kata Alvin.

*keesokan harinya.
@di Bukit Bintang.

Alvin menunggu lama, tapi Oik tak kunjung datang, Awan mulai gelap pertanda turunnya hujan.

"Vin... Ternyata kamu di sini. Aku udah nyari kamu dari tadi" kata seseorang.

"OIK... Eh. cce tasya... Di kira aku oik" kata Alvin.

"udah di cariin oma tuh. Ayo pulang ke rumah. Udah mau hujan nih" kata cce tasya.

"tapi alvin harus di sini... Siapa tahu bntar lagi ada oik ?" kata alvin.

"kamu udah nunggu berapa jam ?" tanya cce tasya.

"2 jam yang lalu" kata Alvin.

"ya udah, besok ke sini lagi" kata cce tasya.

"tapi.," kata Alvin.

"kasihan oma" kata cce tasya.

"ya udah deh" kata Alvin

Hari demi hari telah ia lewati. Alvin selalu menunggu di Bukit Bintang setiap sore untuk bertemu Oik. Tapi tetap saja, oik tak kunjung datang.

"OIK !!! KAMU DI MANA ! AKU KANGEN AMA KAMU !" teriak Alvin.

Alvinpun memiliki inisiatif untuk pergi kerumah Oik.

@di rumah Oik.

"oik..." teriak alvin di dpan gerbang oik.

"hmm... Kok sepi ya?" batin alvin.

"nyari siapa ?" kata seseorang.

"eh, elo yo ? Kok lo disini ?" tanya Alvin.

"hehehe. Tadi cuma ngelewat aja. Rumah gw gx jauh dari sini. Lo nyari siapa? Oik ? Bukannya dia udah pindah 3 hari yang lalu ?" kata Rio, sahabatnya Alvin sejak tk.

"ha ? Pindah ? 3 hari yang lalu ? Kemana ?" tanya Alvin.

"iya... Dia pindah ke singapura. Ya udah deh. Gw mau pulang dulu. Udah di panggil sama mama gw" kata Rio.

"eh... Makasih ya" kata Alvin.

"iya, masama" kata Rio.

"oik, kamu tega ama aku... Kamu nggak pamitan ama aku." kata Alvin.

Semoga dirimu disana...
Kan baik-baik saja...
Untuk selamanya.
Di sini aku kan selalu...
Rindukan Dirimu...
Wahai Sahabatku...

*6 tahun kemudian.
@Di SMA Gapai Idola.
@di kelas IPA 10.a

"oke penghuni IPA 10.a. Hari ini kita kedatangan penghuni baru kita. Oke oik perkenalkan dirimu." kata Bu Okky.

"Perkenalkan nama saya Oik Cahya Ramadlani, panggil saja oik, saya pindahan dari Singapura" kata Oik.

"Oik ?" kata Alvin.

"kenapa vin ?" tanya Ozy, teman sebangkunya Alvin.

"hmmm... Ngak papa kok zy. Hehehe" kata Alvin.

"oke oik, kamu sebangku dgan Sivia." kata Bu Okky

"makasih bu..." kata Oik.

"hai... Gw boleh duduk di sini gx?" tanya Oik.

"tentu saja, nama gw Sivia." kata Sivia.

"nama gw oik." kata Oik.

TET...TET... TET... (anggap bunyi bel istirahat)

"hai ik..." sapa Alvin.

"hai juga... Eh lo siapa ?" tanya Oik.

"lo bner-bner lupa ama gw ?" kata Alvin dgan kecewa.

"bneran."

"ik. Gw alvin. Gw temen sd lo ! Gw selalu ngusilin lo !" kata Alvin.

"eh. Nama lo siapa tadi ? O'ya alvin. Vin gw bner-bner ngak tau siapa lo !" kata Oik

"awww..." rintih oik sambil memegang kepalanya.

"Gw alvin ! Apa lo ngak inget Bukit Bintang ?" kata Alvin yang masih memaksa. Agar oik ingat masa lalu.

"gw bner-bner ngak tau vin. Awww... Kepala gw sakit" rintih Oik.

" eh alvin. Gw peringatin ke lo ya. Kalo oik kagak tau lo ya udah ! Lo jangan maksa ! Mungkin lo salah orang" kata Sivia.

"tapi gw inget. Dia itu sahabat gw dari SD. Gw gx mungkin salah orang !" kata Alvin.

"vin... Bner apa kata via. Mungkin lo salah orang ! Udah kita ke kantin aja" kata Ozy.

"EH LO ZY ! KALO LO MAU KE KANTIN YA UDAH SENDIRI AJA ! LO BUKAN DUKUNG GW ! MALAH BELAIN SIVIA ! SAHABAT MACAM APA LO!" kata Alvin.

"kok lo jadi marah ke gw ?" tanya Ozy

" STOOOOOPPPP !!! " teriak oik dan langsung keluar kelas.

"aaarrgghhh... ini semua gara-gara lo vin!" kata Sivia.

Dan sivia pergi meninggalkan Alvin dan Ozy.

"apa gw berlebihan ya zy ?" tanya Alvin.

"hah ? Lo kira kagak berlebihan apa ? Sahabat sebangkunya aja di bentak" kata Ozy sambil manyun.

"hehehe... Maaf zy. Habisnya gw penasaran. Ya udah ah gw temenin lo ke kantin. Ntar gw traktir sebagai tanda maaf gw karena bentak lo !" kata alvin.

"yeay... Tumben ya lo baik ! Gimana kalau gitu, lo bentak gw aja terus. Otomatis gw di traktir trus. Peace..." kata ozy.

Alvin pun langsung menoyorkan ke kpala ozy.

"odong lo ! Bokek gw !" kata alvin.


*Keesokan harinya.
@SMA Gapai Idola.
@di Kelas IPA 10.a
*Jam Istirahat.

Alvinpun merasa bersalah atas perilakunya kemarin ke oik. Alvin pun langsung memberanikan untuk minta maaf ke oik.

"masih berani lo ama oik. Mau apa lo ?" tanya Sivia.

"Ini bukan urusan lo ! Ini urusan gw ama Oik" kata Alvin.

"ada apa ?" tanya Oik.

Alvinpun langsung menjulurkan tangan ke Oik.

"untuk apa?" tanya Oik lagi.

" gw merasa bersalah atas perilaku gw kemarin ke lo. Gw nyadar kalo gw itu salah. Mungkin, gw salah orang. Ik... Lo mau maafin gw gx?" tanya Alvin.

"eh vin... Asal lo tau ya. Gw udah maafin lo dari kemarin. Gw tau itu wajar karena lo sayang ama dia." kata Oik.

"jadi lo mau maafin gw ?" tanya Alvin.

"tentu saja kenapa tidak" kata Oik dan berjabat dgan tangan Alvin sbagai tanda maaf.

"oke. Makasih oik. Sebagai tanda minta maaf ke lo. Gw traktir lo ya di kantin" kata Alvin.

"wew... Makasih vin"

"iya masama."

"tes tes tes ekhem ekhem" kata Ozy.

"eh kok oik di kasih traktiran gw ama ozy kagak ???" kata sivia.

"iya deh. Gw traktir lo berdua juga!" kata Alvin.

"yakin ???" kata Ozy.

"iya"

"bener ???" kata Ozy.

"iya"

"ikhlas ???" kata Ozy.

"iya. Zy lama-lama gw telen lo !"

"hehehe".

*5 hari kemudian.
@di dpan pintu gerbang SMA GAPAI IDOLA.
*pulang sekolah.

Alvin melihat oik ingin menyebrang. Tapi di sisi lain, alvin melihat mobil ugal-ugalan ke arah oik.

"OOOOIIIIIKKKK ! AWWAAAASS !!!" teriak alvin.

"AAAAAAAAAAAAAAAA !!!!" teriak Oik.

Alvinpun tak sempat menolong dari bahaya tersebut. Mobil pun menabrak Oik. Oikpun terpental dan membentur batu. Darah segar pun mengalir. Alvinpun menghampiri Oik yang tidak sadarkan diri

"OOOOIIIIIKKKK !!!!" teriak Alvin.

"Oik ! Lo harus bertahan ! Lo jangan tinggalin gw ! Gw sayang ama lo !" kata Alvin yang sudah menangis.

Alvinpun segera membawa Oik ke Rumah Sakit Harapan Mimpi.

@Rumah Sakit Harapan Mimpi.

Ku persembahkan hidupku.
Tuk selamanya padaku.
Kan kuserahkan cintaku hanya untukmu selamanya.
Ku abadikan hatiku.
Tuk selamanya padamu.
Kan kuserahkan ragaku hanya untukmu selamanya.

Tak lama kemudian ayahnya oik tiba di Rumah Sakit Harapan Mimpi.

"alvin ?" kata ayahnya oik.

"om ?" kata alvin.

"gimana kabarnya oik ?" tanya Ayahnya Oik.

"oik lagi di tangani ama dokter"

Dokterpun keluar dari ruang UGD.

"gimana keadaan anak saya dok ?" tanya ayahnya oik.

"hmmm... Baik-baik saja. Apakah oik habis terkena amnesia ?" tanya dokter.

"iya dok. Memangnya ada apa ?" tanya ayahnya oik.

"kemungkinan oik akan ingat masa lalunya. Ya sudah saya mau tangani pasien lain. Permisi..." kata Dokter.

"om ? Maksud dokter itu apa ?" tanya Alvin.

"6 tahun yang lalu, tpatnya pada saat dia ingin pergi menemuin kamu di Bukit. Oik mengalami kecelakaan dan mengalami bnturan yang sangat keras. Sehingga oik mengalami amnesia. Lukanya sangat parah. Jadi om bawa ke singapura." jelas ayahnya oik.

"permisi... Ada yang namanya alvin disini?" kata suster yang keluar dari ruang UGD.

"saya. Ada apa ?" tanya Alvin.

"oik mengigau dgan menyebut nama anda. Lebih baik anda menemani dia disana" kata Suster.

"makasih suster" kata Alvin.

"iya" kata Suster.

Alvinpun masuk dan menghampiri oik dalam keadaan lemas dan tidak sadarkan diri.

"ALVIN !!! ALVIN !!! ALVIN !!!" teriak oik yang mengigau.

"iya aku disini oik" kata Alvin sambil memegang tangan kirinya oik.

"ALVIN !!! ALVIN !!! ALVIN !!! Maafin aku" kata oik yang lagi lagi masih mengigau.

Jari-jari kecil oikpun bergerak. Alvinpun menyadari hal itu. Dan langsung keluar dari ruang UGD.

"om om. Oik udah sadar" kata alvin.

"apa ? Oik sadar ? Dokter ! Suster !" teriak ayahnya oik.

"ya ada apa ?" tanya dokter.

"oik sadar dok." kata ayahnya oik.

"baiklah pak, saya akan memeriksa oik" kata dokter.

Dokter memeriksa keadaan oik. Oik langsung membuka kelopak matanya.

"ALVIN !!! Maafin aku, aku gx nepatin janji kamu buat ke bukit ! Maafin aku" kata Oik.

"iya...ngak papa" kata Alvin.

"vin... Ayo ke Bukit Bintang aku ingin kesana" ajak Oik.

"oik. Kamu jangan banyak gerak. Kamu habis sadar. Kalau kamu sembuh. Ayah izinin kamu pergi bersama alvin" kata ayahnya oik.

"iya, lebih baik kamu istirahat aja. Ntar kalau misalnya kamu udah sembuh. Kita pergi ke bukit bintang." kata alvin

"janji" kata Oik sembari menampilkan jari kelingking tangan kanannya.

"janji" kata Alvin dan menjepitkan jari kelingking tangan kanannya Oik dgan jari kelingking tangan kirinya Oik.
*6 hari kemudian

Oik sudah sembuh dan keluar dari Rumah Sakit. Alvin mengajak Oik ke Bukit Bintang lewat via sms.

To Oik :
hai oik, aku mau ngajak kamu ke Bukit Bintang ntar malam jam 7. Aku mau ngomong sesuatu. Dandan yang cantik ya... Aku tunggu di Bukit Bintang. Don't forget.

*Pukul 18.30

Oik memakai gaun biru, bando putih, kalung berbandul bintang warna biru pemberian Almarhum Ibundanya dan jangan lupa alas kaki alias sepatu pesta berwarna putih. Oik sangat terlihat cantik.

@di Bukit Bintang.
Di sana gelap banget, oik sangat ktakutan, oik takut dgan kegelapan.

"ALVIN !!! Oik takut" kata oik sendirian.

Akhirnya, oik nyalain hp oik umtuk pnerangan sementara. Oik liat byak kertas origami brbentuk bintang yang terjejer. Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang tersebut.

di kertas origami brbentuk bintang yang pertama tertulis : "kamu tak usah takut, bintang ini akan jadi pendamping sementara. Ikuti ya permataku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kedua, tertulis : "hadapi semua ini. Kamu jangan takut dgan kegelapan. Bintang ini akan selalu menghiasi warna hidupmu."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang ketiga, tertulis : "Kaulah Lentera Jiwaku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang keempat, tertulis : "Hanya Dirimu yang ada di hatiku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kelima, tertulis : "Hidup ini penuh warna. Jadikan warna di hatiku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang keenam, tertulis : "Lewat gelap malam ini, aku lihat senyummu di lamgit yang penuh dengan bintang."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang ketujuh, tertulis : "Senyummu begitu menawan."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kedelapan, tertulis : "Senyumanmu sangat memikat hatiku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kesembilan, tertulis : "Kau bagai matahari yang menerangi setiap langkahku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kesepuluh, tertulis : "Kau memiliki segudang ketelusan."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kesebelas, tertulis : "Parasmu begitu menawan."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kedua belas, tertulis : "Hatimu seputih salju."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang ketiga belas, tertulis : "Jiwamu sebening embun pagi."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang keempat belas, tertulis : "Aku berharap bintang akan mengabulkan permohonan kamu dan aku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kelima belas, tertulis : "Pancaran dari wajahmu takkan pernah kulupakan."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang keenam belas, tertulis : "Wajahmu mengalihkan duniaku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang ketujuh belas, tertulis : "Kamu adalah pencerah di setiap langkahku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kedelapan belas, tertulis : "Tutur katamu yang halus, seolah dunia ini sangat sunyi."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kesembilan belas, tertulis : "Kamu adalah insan di hatiku."

Oikpun mengambil kertas origami brbentuk bintang lagi yang kedua puluh, tertulis : "Ini adalah Bintang yang ke dua puluh, bintang ini adalah bintang yang terakhir".

Tak jauh dari keberadaan Oik. Oik mendengar seseorang menyanyi sambil memainkan alat musik gitar. Suara itu tak asing lagi bagi oik. Oik pun melihat seseorang memakai Jas Hitam, Kemeja Putih, Celana Hitam, dan Sepatu Hitam. Dia lagi duduk di kursi, memegang gitar, dan pergelangan kaki kanannya di atas paha kaki kirinya. Dan orang tersebut adalah Alvin Jonathan Sindunata.

Alvinpun bernyanyi sambil memainkan alat musik gitarnya.

(Alvin) Once in a life time.
Means there's no second chance.
So I believe than you and me.
Should grab it while we can.

Oikpun muncul di hadapan Alvin dan ikut bernyanyi

(Oik) Make it last forever.
And never give it back.

(Alvin) It's our turn, and I'm loving where we're at.

(Alvin dan Oik) Because this moment's really all we have.

(Alvin) Every day of our lives.

(Oik) Wanna find you there.
Wanna hold on tight.

(Alvin) Gonna run.

(Alvin dan Oik) While we're young and keep the faith.

(Alvin) Every day

(Alvin dan Oik) from right now, gonna use our voices and screan out loud.

(Oik) Take my hand.

(Alvin) Together we, will celebrate.

(Oik) Celebrate.

Tanpa Oik sadari trnyata Oik sudah berpelukkan dgan Alvin saking asiknya Oik nyanyi. Oik merasakan hangatan itu. Begitupun juga Alvin.

Alvin pun melepaskan pelukkan. Dan memegang kedua tangan Oik.

"ik, aku bukan orang yang romantis, aku juga bukan pujangga yang pandai merangkai kata-kata. Aku cuma manusia biasa yang selalu ingin di cintai dan mencinta. Bagiku, kaulah dewiku. Kaulah pencerah hidupku. Kau yang membuat hidupku selalu berwarna. Canda tawamu selalu kurindukan. Aku ingin kau bisa selalu menemaniku setiap saat kapanpun ku butuhkanmu. Ku ingin kau menjadi bagian dari hidupku. Hari ini, aku ALVIN JONATHAN SINDUNATA, ngungkapin perasaan aku kalau aku suka, sayang, cinta sama kamu OIK CAHYA RAMADLANI, would you be my girl ?" ucap alvin.

Oik mengangkat sedikit wajahnya dan menggangguk pelan.

"Jadi kamu mau nerima aku" tanya Alvin.

"Ya, Alvin Jonathan Sindunata " kata oik dengan pelan.

"apa ? " tanya Alvin

"IYA, ALVIN JONATHAN SINDUNATA !" teriak Oik.

"Makasih Oik Cahya Ramadkani, kamu udah mau jadi permata aku. Aku akan jaga kamu sampai akhir hayat aku. Kapanpun, Dimanapun aku akan menemani kamu disaat kamu lagi suka maupun duka" kata Alvin.

Dan langsung mencium pipi kanan oik.

"ik, aku punya 2 gelang bintang berwarna biru dan merah, aku boleh memasang gelang Bintang biru ini di pergelangan tangan kamu ngak?" tanya Alvin.

"hmm... Tentu saja" kata Oik.

Alvinpun memakai Gelang Bintang berwarna biru di pergelangan tangan Oik, begitupun Oik yang memakai Gelang Bintang berwarna Merah.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

~ TAMAT ~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Makasih yang udah mau baca :)
maaf kalau kurang memuaskan..
namanya juga penulis AMATIRAN

Salam Persahabatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar