Rabu, 13 Februari 2013

Tugas Sejarah



PERADABAN KUNO ASSYRIA

Assyria (Syriak) dalam masa sejarah terawal dirujuk kepada kawasan pada sungai Tigris atas, dinamakan untuk ibu kotanya, bandar purba Assur. Kemudian, sebagai bangsa dan Empayar, ia juga datang untuk memasukkan secara kasarnya bahagian separuh utara Mesopotamia (bahagian separuh selatan menjadi Babylonia). Ibu kotanya adalah Nineveh.
Raja-raja Assyria mengawal kerajaan besar pada tiga berlainan masa dalam sejarah. Ini adalah dipanggil Kuno, Pertengahan, dan kerajaan Neo-Assyria, atau tempoh. Yang paling berkuasa dan bangsa paling-dikenali dari tempoh ini adalah kerajaan Neo-Assyria, 911-612 SM.
Tanahair Assyria terletak pada kawasan pergunungan, melangkaui sepanjang Tigris sejauh banjaran gunung Gordiaean tinggi atau banjaran gunung Carchudian dari Armenia, kadangkala dipanggil "Pergunungan Ashur".
Orang Assyria telah mencipta penggalian untuk melemahkan dinding kota, pelantak pukulan untuk meruntuhkan dinding dan pagar, konsep dari kor jurutera, yang menjambatankan sungai dengan pontun atau membekalkan askar dengan kulit pengembang untuk berenang.



Ketika Babilonia menguasai bagian selatan Mesopotamia, bangsa Assyria yang senang berperang menguasai bagian utara kawasan itu. Kerajaan Assyria berpusat di hulu Sungai Tigris.
Raja Adadnirari I, sebagai penguasa kuat pertama negeri ini (1770-1750 SM), memperluas wilayah Assyria dan mendapat gelar ‘Raja atas Segalanya’. Ia dan para penggantinya adalah dictator yang tidak membiarkan negara lain merdeka. Assyria menjadi kaya berkat kagiatan para keluarga pedagang yang menjual tekstil dan logam ke berbagai negeri.
Runtuh dan Jaya Kembali
Tahun-tahun Penting
2500 SM
Bangsa Assyria bermukim di hulu Sungai Tigris
1900 SM
Pertumbuhan Assyria Tua
1680 SM
Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur (hingga 1400 SM)
1300-1200 SM
Assyria memperluas wilayahnya
1076 SM
Assyria jatuh ke tangan bangsa Aram (hingga 934 SM)
730-630 SM
Perluasan wilayah Assyria mencapai puncaknya
612 SM
Assyria jatuh ke tangan bangsa Babilonia dan Medes
Saat wilayah Assyria bertambah luas, semakin banyak pemberontakan rakyat di wilayah jajahan. Akhirnya, Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur (kerabat bangsa Hittit). Bangsa Hur menguasai Assyria selama 250 tahun. Walaupun kekuasaannya sempat menurun, Assyria menjadi kuat kembali. Periode kejayaan Assyria berlangsung selama 300 tahun. Assyria mencapai puncak keemasan di bawah Raja Tiglathpileser I. Raja ini memimpin penaklukan atas negara-negara tetangga setiap tahun. Assyria kemudian menguasai seluruh kawasan itu, termasuk menaklukan Babilonia.
Kemakmuran Assyria
Sekitar tahun 1076 SM, Assyria dan Babilonia ditaklukan oleh suku Aram dari Suriah. Namun, 150 tahun kemudian, Ashurdan II dan para penggantinya menguasai kembali kekaisaran Assyria. Ibukotanya kemudian dipindahkan ke Niniweh, tempat dibangunnya banyak gedung dan proyek irigasi. Para raja Assyria memperluas wilayah untuk menguasai semua jalur perdagangan dan menindas negara tetangga yang membuat masalah. Kekaisaran Assyria mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Raja Tiglathpileser III (745-727 SM) yang wilayah kekuasaannya meliputi Babilonia, Suriah, Palestina, Siprus, Arabia bagian utara, dan Mesir.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwW1cc0Q1rC5OgmZhGSZslgJAMiuaq7F3W9FNC32zyuicdUyDJKYNPbsZnaYuOLWbnCS254faYZRWo_2VR6z20vEFlT5ek8WUo3kq_LTyD41HCP2_taJfw-LsTQDMQdRKPn3zKfwRhVDTY/s320/nimrod-palace.jpg
Raja Assyria merupakan penguasa absolut yang terlibat aktif dalam semua masalah kenegaraan. Di istana Assurbanipal yang megah, raja mendengarkan keluhan dari rakyat sambil dikelilingi oleh para penasehat. Istana raja sangat besar, dengan taman yang luas. Sebagai pelindung kesenian, raja menulis banyak catatan sejarah Babilonia dan Sumeria, serta berbagai teks matematika, ilmu kimia, dan astronomi.
Kehidupan Bangsa Assyria
Bangsa Assyria adalah ilmuwan hebat. Mereka membangun berbagai kota megah dengan banyak kuil dan istana. Kaum pria mengenakan jubah panjang dan berjanggut. Kaum wanita mengenakan gaun berlengan pendek dengan selendang sebahu. Banyak pria menjual istri dan anak sebagai budak untuk membayar utang.
Kejatuhan Assyria
Penguasa terakhir dan terbesar di Assyria adalah Raja Assurbanipal. Ia merupakan raja terpelajar. Selama pemerintahannya, sebuah perpustakaan besar di ibukota Niniweh dibangun. Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam lembaran tanah liat, bersama dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan, sejarah, matematika, dan astronomi dari zaman kuno. Saat Assurbanipal wafat pada tahun 627 SM, kekaisaran Assyria jatuh ke tangan bangsa Babilonia dan Medes

Ø  Kehidupan Agama
Assyria memiliki dua agama sepanjang sejarah mereka yaitu Ashurisme dan Kekristenan. Ashurisme adalah agama pertama dari Assyria. Kata Asyur dalam bentuk Latin, berasal dari nama Ashur, dewa Asyur. Assyria terus mengembangkan agama Ashurisme sampai 256 Masehi, meskipun pada saat itu, sebagian besar Asyur telah menerima kekristenan. Memang, Assyria adalah bangsa pertama yang menerima Kristen, dan Gereja Assyriaa didirikan pada 33 Masehi oleh Thomas, Bortholemew dan Tadeus.

Ø  Kehidupan Ekonomi

Sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter dan berupaya menemukan penggunaan uang sebagai cara untuk mengatasi kelemahan sistem barter. Mereka pada umumnya berdagang hasil pertanian, pakaian, dan keramik. Dan telah perluasan hubungan dagang dengan bangsa lain termasuk dengan masyarakat dari mesir kuno. Dalam hal ini sekali lagi didukung oleh peran utama dari Sungai Eufrat dan Tigris selain sebagai irigasi, penghasil sumber daya pangan dan air minum juga sebagai sarana transportasi.

Ø   Kehidupan Sosial
Ø   Kehidupan Politik

Bangsa Assyria termasuk rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh yang terletak di tepi sungai Tigris dijadikan ibukota.
Pemerintahan bangsa Assyria bercorak militer. Bangsa Assyria digelari sebagai bangsa Roma dari Asia. Munculnya gelar tersebut karena seperti bangsa Romawi, bangsa Assyria merupakan penakluk daerah-daerah di sekitarnya sehingga berhasil membentuk imperium yang besar. Wilayah Assyria membentang dari teluk Persia sampai Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karna pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya sangat kuat.
Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa propinsi dan setiap propinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggungjawab kepada Raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibukota dan daerah maka dibangunlah jalan raya yang bagus.

Ø   Kehidupan Budaya