Minggu, 17 Juni 2012

Ku Temukan Penggantinya (cerpen)

Hai hai halo halo…
Ini cerpen remaja.. yang  mau baca silahkan. Jangan lupa LC nya J
 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

~ Telah ku abaikan mimpi mimpi dan ambisiku.
Tapi mengapa
ku takkan bisa...
Sentuh hatimu... ~

Bulan dan Bintang, kata orang, mereka itu dilangit bersahabat, di mana ada bulan pasti ada bintang. Kenapa mereka gak pacaran. Aku bersahabatan dengan Cakka yang terjalin selama 6 tahun. Tapi aku ingin lebih. Mmm... Maksudnya LEBIH DARI SAHABAT. Aku gak tau, kenapa harus berpikir seperti itu. Tapi inilah perasaanku yang sesungguhnya. Perasaan itu gak bisa di bohongin. Aku merasa nyaman saat dia bersamaku. Fiuh, lupakan sajalah ! Itu hanya khayalan dan mimpi-mimpiku. Lagipula aku gak mau juga ngerusak persahabatan kita.

@di rumah pohon
"Yeay... Masuk... Akhirnya Agni Tri Nubuwati menang ! Dapet poin 30 kka..." kataku sambil mengambil bola basket di tanah dan melemparnya ke sahabatku, Cakka.

"Ish, beda 4 poin aja bangga" kata Cakka sambil mendribble bola meskipun ia agak sedikit tak terima.

"Iya dong, kan harus bangga. Bilang aja iri ama gua. Wlekk.." cerocosku sambil mengeluarkan lidahku.

"Ha ? Gue iri ama elu ! Di kamus keluarga NURAGA kagak ada yang namanya IRI, apalagi iri ama elu"

"Pokoknya gue gak mau tau, tadi kan udah janji. Yang menang di traktir ice cream" tagihku.

"Atas perjanjian apa ?"

"Perjanjian antara Pocong dengan Kuntilanak tentang kekuasaan tanah lahan pemakaman!"

"Emangnya delegasi dari Pocong siapa ?" tanya Cakka

"Ya elu lah"

"Berarti lo delegasi dari Kuntilanak"

"Eits.. Kagak.. Gue mah suporternya algojo" kataku.

"Bisa banget, emangnya algojonya mau ngapain ?" tanya Cakka.

"MAU NYANTET ELU ! CEPETAN CICAK ! BELIIN ICE CREAM !"

"Iye iye.. Punya sohib kok mulutnya kayak toak." dumel Cakka yang membelakangiku yang sempat ku dengar.

"EKHEM !" aku hanya bisa mendehem Cakka agar mengerti maksudku.

Cakka pun hanya menunjukkan gigi putihnya dan membentuk jarinya berbentuk "V"

Dasar... Batinku.

8 menit kemudian.

"hmm... Nih !" kata Cakka sambil menyodorkan ice cream untukku.

"Ikhlas gak ?" kataku sambil membuka kemasan ice cream nya.

"hmm.."

"Bener ?!"

"hmmm.."

"Yakin ?! " kataku sambil makan ice cream.

"hmmmm..."

"100%?!"

"hhhmmmmm..."

"Gak nyesel."

"GUA GIBENG JUGA LU AGNI, Makan ice cream aja pake wawancara segala." kata Cakka sambil memakan ice cream ku tanpa izin.

"Heh, ice cream gua, cicak !" kataku sambil mencolek ice cream ku pada pipinya.

"Elaah.. dikit aja masa kagak boleh." kata Cakka sambil melempar bola pada Agni tapi melesat menuju jalan raya.

"Ah elu sih... Nih pegang dulu ice cream gue." kataku sambil menyodorkan ice cream pada Cakka.

"Agni ! Gua aja !" cegah cakka

Aku pun tak menghiraukan larangan dari Cakka. Segeraku mengambil bola basket di tengah jalan raya. Tanpa ku sadari ada Truk yang melaju kencang ke arahku.

"AGGGNNNNIIIII !!!" teriak Cakka.

"AAAAAAAAAAAAAAA !!!" teriakku.

Tiba-tiba aku merasa ada yang mendorongku. Tapi di sisi lain aku mendengar Cakka teriak.

"AAAAAAAAAAAAAAA !"

BRAK !!!

Aku gak kuasa melihat  peristiwa itu.

Ku lihat Cakka sudah terkapar di aspal dengan lumuran darah segar, sempat Cakka melihat ke arahku dan tersenyum. Kemudian .....................





GAK !!! GAK MUNGKIN !!!

"CAKKA ! Jangan tinggalin aku, kamu kan berjanji untuk menemaniku sepanjang hariku. Ayo Ka ! Bangun ! Kamu cuma tidur doang kan, iya kan ! Ayo ka, kita main basket di rumah pohon lagi. Kita taruhan lagi!" tangisku pada seorang yang aku sayangi yang sudah terbujur kaku.

>>>>>>>>>>>>>>>

@3 tahun kemudian

3 tahun pun berlalu... Ntah kapan aku bisa memiliki warna lagi di hidupku yang dapat memadukan warna primer menjadi suatu keseimbangan dalam kehidupanku

3 tahun pun berlalu...
Ntah kapan aku memiliki cahaya lagi di hidupku yang dapat menyinari kehidupanku dengan irama yang seimbang


>>>>>>>>>>>>>>>>>>

~ Pertemuan singkat...
Dan berjalan sangat cepat...
Tidak di sangka...
Aku langsung terhipnotis olehmu..

Setidaknya.. Kamu..
Sempat menjadi.. milikku..
Meskipun tak lama hal itu..
Telah membuatku bahagia.. ~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Ku lirik jam tanganku, 06.12. Hmm... Dasar tukangaret, batinku.

"Sabar ya kak... Gue turut prihatin... Gue doain biar lu telat sekolah" kata adikku, Deva.

"Rese lu dev, bukannya doain yang baik-baik. Karma dari gua aja baru tau rasa"

"Yeee.. Karma lu dari gua tuh kagak ampuh. Kebanyakan dosa sih loe, lagi pula mana mungkin Tuhan ngasih karma ke gue. Gue kan cowok cakep dan terimut sedunia."

"DEV, UDAH NYOBAIN SEPATU GUE BELUM ?!" kata gue sambil memegang sepatu ke arah Deva.

"KABUUUUUUUURR !!!" kata Deva yang langsung pergi berlari ke luar gerbang rumah untuk pergi ke sekolah.

TIN... TIN...
Ku dengar mobil Sivia berhenti di depan gerbang.

"Akhirnya.." batinku dengan lega. Langsung aku menghampiri Sivia, sahabatku.

"Ekhem, mau ngasih alasan apa lagi nih ? Abis diem-diem liat Gabriel Stevent Damanik lagi olahraga di Taman ?" tanyaku.

"Hehehe, iya Ag, dan coba liat foto terbaru kak Iel secara live tanpa rekayasa tadi pagi" kata Sivia sambil menunjukkan foto kak Iel di hp nya.

"Udah keberapa ntu foto ?" tanyaku

"Pas banget ama tanggal ultah gua : 214"

"Ck, udah ah. Telat tau kita !" ajakku

Aku dan Sivia pun segera melesat ke TSK (Tempat Sekolah Kami)

O'ya gua lupa memperkenalkan diri. Nama gua Agni Tri Nubuwati, panggil aja Agni. Gua kelas XI .Baru 2 minggu ini, gua anak baru di SMA Harapan Bintang. Gua itu suka yang namanya basket+silat. Kata orang, gua itu aneh gara-gara gua itu tomboy. Tapi mabomat aja lah.
@di SMA Harapan Bintang.

"zzz... Napa sih ni guru sasarannya gueeee mulu. Bentar bentar gue. Bentar bentar gue. Mentang mentang anak baru" dumel aku sambil membawa begitu bejibunnya buku IPA untuk para penghuni kelasku yang terdiri dari 40 orang dari perpustakaan.

Yapz, mungkin pandanganku tidak amat sangat jelas karena di halangi oleh begitu besarnya buku IPA.

Brak...

Zzz... Siapa pula, nabrak gua segala udah tau gua bawa buku bejibun, dumel aku. Tanpa babibubebo, ku melihat wajah dalangnya.

"LIAT-LIAT DONG ! LO KIRA NI JALAN MILIK MBAHMU APA ?!"

"elaah.. Selow ae mbak.. Maaf.. Kok ada ya punya murid di sekolah ini mulutnya kayak toak"

Sepertinya, aku pernah mendengar kata-kata seperti itu.

>>>>>>>>>>flashbackon>>>>>>>>>

"Iye iye.. Punya sohib kok mulutnya kayak toak."

>>>>>>>>off>>>>>>>>

YA ! Itukan detik terakhir perkataan Cakka ama gue..

Gak ! Cakka harus tenang di alam sana ! Gue gak boleh nangis.

"Woy ! Biasa aja kali kalau ngeliatin gue. Kagak usah segitunya. " kata cowok itu sembari melambaikan tangannya di depan mukaku. Sehingga ia bisa membuyar lamunanku.

"Ha ? Siapa yang ngeliat loe ? Ge eR !" kataku bohong.

"Ooh takutnya gitu loe jadi salah satu fans gue. Eh udah ya.. GUE BURU BURU" katanya dan langsung kabur.

"HEH !!! COWOK RESE ! KAGAK TANGGUNG JAWAB !" teriakku pada dia. Tapi dia tetap melaju kencang.

"GRR.. rese rese rese, tapi kok tatapannya kayaaak seorang yang udah lama ku kenal. Ah bodo ah. Males ngurusin dia. GRR.. " kataku sambil membereskan buku yang berserakan di lantai.

>>>>>>>>>>>>>>>>

Hembusan angin menusuk tubuhku, tapi itu tak membuatku untuk mengumpat di bawah selimut, ku coba merentangkan kedua tanganku dan merasakan angin yang sedang menemani aku di malam ini. Aneh, itulah yang ku pikirkan malam ini. Mengapa ada orang yang mirip seperti Cakka ? Sangat mirip ! Gaya bicaranya, Sikapnya, bahkan Tatapannya Argh... Mungkin.. Dia kembar atau adik kakak atau satu keluarga atau ash... Ini sangat membingungkan.. Ah bodo ah ngapain gua mikirin tu anak lagi, pikirku. Hmm... Tapi dia namanya siapa ya ? Penuh dengan pertanyaan di dalam pikiranku.

Kembali ku hirup udara dimalam ini lagi.
Hmm...aku pun bernyanyi dengan sepotong lirik.

"Sulit ku kira kehilangannya,
Sakit terasa memikirkannya.
Hancur warasku,
Kau tlah berlalu.
Tinggalkan aku begitu. Rapuh hidupku... Remuk jantungku...

Semua salahku, tak jaga dirimu.
Untuk hatiku, sungguhku tak sanggup.
Semua terjadi seperti mimpi, mimpi burukku kehilangannu.

Karena kamu nyawaku,
Karena kamu nafasku,
Karena kamu jantungku,
Karena kamu..
Rapuh hidupku...
Remuk jantungku..."

Aku hanya bisa menghela nafas dan aku tidak mau terpuruk lama-lama. Akhirnya, ku putuskan untuk menutup pintu blangkon di kamarku dan tanpa babibubebo aku langsung terlelap di pulau kapukku.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Aku berdiri di tempat yang gelap, sepi, dan sunyi.

Dimanakah ini ? batinku.

Lalu, ada seekor kunang-kunang. Akhirnya kuputuskan untuk mengikuti kunang-kunang tersebut.
Kunang-kunang itu berhasil membuat aku pergi dari tempat yang gelap menjadi tempat yang berwarna dan penuh dengan cahaya. Sungguh, panorama yang indah sekali dengan sungai yang mengalir dengan irama, bunga bermekaran dengan pigmen warna yang berbeda, gunung yang menjulang tinggi, daaaan..

DEPPPP !!

Ada yang menutup mataku !

Siapa dia ?!
Ntah kenapa aku seperti terhipnotis. Tangan ini, membuatku lebih nyaman. Akupun melepaskan kedua tangannya dan langsung menoleh ke wajah dalangnya.

Dan ternyata itu...

CAKKA

Aku pun tersontak kaget. Dengan Refleks, Akupun memeluk dia.

"kka... Jangan tinggalin gue lagi. Loe kan udah janji buat temani gue selamanya." kataku padanya.

Tapi, mengapa dia hanya tersenyum ? Dan mengapa dia menghidariku tapi aku tak bisa meraihnya lagi ?
Aku pun hanya bisa berteriak memanggil namanya.

"CAKKKKKKKKAAAAA !!!"

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"CAKKKKKKKKAAAAA !!!"

Aku pun langsung terbangun. Huh... Itu ternyata hanya sebatas mimpi. Ku lirik jam yang berada di samping ranjang tempat tidurku yang menunjukkan jarum jam ke arah 6 dan 3. Lalu aku kembali tidur.








Bentar dulu, jarum jam tadi ke arah 6 dan 3.







Berarti jam... 06.15.







Berarti lagi...









"KYYYYAAAAA GUE KESIANGAN !" teriakku

Tanpa banyak Cing Cong, akupun melompat dari tempat tidur ala koboi nyasar dan aku bersiap siap untuk pergi sekolah.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Akupun hanya mengambil sebuah roti selai di meja makan dan memasuki mobilnya Sivia yang sudah terpakir di gerbang rumahku.

"Tumben lu telat. Biasanya juga elu yang ngapel di Teras."

"hihi.. Kesiangan." kataku sambil memamerkan gigi lalu ku makan roti yang telah ku bawa.

"Untung aja. Guru guru lagi ada rapat. Jadi, gak diomelin. Eh kemarin loe di cariin Rio."

"ha ? Rio siapa ?" tanyaku

"Itu loooh, waketos di sekolah kita."

"oooohh...
Kagak ngerti."

"Ya ntar lu juga ngerti sendiri lah."

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

TEETT !
*anggap suara bel pulang*

Yes, bagus, akhirnya kelar juga ni pidato dongeng 1001 siang dari Pak Dave. Heuh... Ujarku dalam hati sambil menyelusuri lorong menuju gerbang.

"O'ya Agni, sorry gua gak bisa nemenin pulang, gua harus nemenin nyokab ke temennya, gpp kan." kata Sivia buru buru kepadaku.

"hmm.. Iya Gpp kok." kataku.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Dengan terpaksa ku langkahkan kaki di aspal. Bagaimana tidak ? Sudah 20 menit ku menunggu angkot. Tak kunjung datang. Lagi pada mogok apa ya ?

Tanpa kerasa aku sudah berada di tempat yang sepi.

Dan

"Heh ! serahin semua barang lo ! Cepetan gak pake lama."

Aku kaget melihat 2 preman bertato yang bisa ini di katakan 'pemalakan'.

"Kalau gua gak mau. Lu mau apa?" tanya gua dengan polos dan bisa di katakan pemberani.

"oooh, eh bos ! Ternyata dia nantang kita berdua nih" kata preman itu sambil bertepuk tangan.

"Lo belum tau siapa kita?"

"Siapa loe?! Nyak babe gue !"

"Dasar anak kecil" kata preman itu dan mau memukul gua.

dan

BUG !!!

Ku pegang tangan yang ingin memukulku. Dan ku tendang tepat sasaranku yaitu perutnya.

BUG!
Tak lupa ku pukul wajah kanannya.

"Eh apa-apaan lu mukul bos gua" kata preman satunya dan mau memukul aku.

BUGGGG

Ups, aku tendang belakang dan mengenai tepat mukanya. Gak sia-sia aku lulusan dari Pencak Silat.

"Gak akan gua ampuni lo." kata bos preman dan menghampiri aku.

"GUA JUGA GAK AKAN NGAMPUNIN LO KALAU LU BERANI TEMEN GUA LECET SEDIKIT PUN" kata seseorang.

Hey, sepertinya aku mengenal suara itu. Aku pun menoleh ke asal suara.

"Ha ? Dia ?" ujarku dalam hati.

"Eh apa - apaan lu ! Beraninya ama cewek ! Dasar banci tau gak !" kata dia.

dan langsung

BUGGG

Ku lihat jatah pertama untuk preman itu tepat di leher belakangnya dgan sikunya. Ck..

"Heh ! Bocah !Gua gak ada urusan ama elu ya." kata preman itu.

"Tapi gua berurusan ama elu, karena lo gangguin temen gua.Ini poin pertama buat lu."

BUGG

Dia pukul wajahnya dgan tangannya.

"Poin kedua buat lu karena ganggu temen gua."

BUGG

Dia tendang perutnya.

"Poin ketiga karena lu buat ricuh orang."

Ku lihat bos premannya tidak berdaya lagi.

Ku lihat anak buahnya hendak memukul dia. Tapi dengan sigap dia langsung menolehnya dan memegang tangannya.

"Napa lu? mau ikut abis kayak temen lu itu."tantang dia sambil memegang kuat tangan preman itu.

"Nggak nggak, eh bocah ! Lepasin tangan gua dulu sakit bego..." kata preman itu sambil meringis kesakitan.

"Bawa temen lu dan pergi dari sini dan satu lagi jangan pernah gangguin temen gua lagi ! Atau nyawa lu terbang." kata dia dan langsung melepaskan tangannya dengan keras.

Ku lihat preman itu membawa bosnya ke alamnya. Ck dasar.

"Wow, lu jago banget, hampir menaklukan tu preman. Lulusan dari silat ya" tanyaku.

"Yapz. Dan pasti lu juga lulusan dari silat ya."

"Hehehe iya, eh tapi thanks ya udah bantuin gua."

"Siiip.. Nama loe siapa ?!"

"hmm.. Gue?" tanyaku polos

"TEMBOK. Ya elu lah ?" juteknya.

"Agni Tri Nubuwati panggil Agni"

"Oke, kalau nama gue Mario Stevano Aditya Haling panggil aja Rio"

"Gak nanya" kataku sambil menjulurkan lidah.

"Ngasih tau sih. Eh kalau lu jalan pulang kayaknya gak aman deh. Gua anterin pulang dah"

"Eh gak, gua gak mau ngerepotin lu."

"Udah dah ayo lah.. Ntar ketemu tu preman lagi dah" kata Rio dengan muka melar eh kamsudnya 'muka melas'.

"Yaudah deh." kataku sambil tersenyum.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Oke, tau gak ? Tanpa kalian jawab gua tau pasti jawabannya "ENGGAK" betul kan ? Woyadong, secara gitu Agni Tri Nubuwati yang bisa menerawang jawaban kalian. KYAAAAAA RIOOOO lu tega amat dah ngendarain motor ampe ngebut stadium akhir. Gua masih minat hidup yo ! Secara refleks gua peluk tuh badannya Rio. Tapi kok gua merasa nyaman, ada suatu kehangatan. Ya Tuhan, izinkan aku berpeluk seperti ini kalau perlu tiap detik karena ku merasa nyaman dekat dia.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

@Rumah Agni

Ku langkahkan kaki di aspal. Fiuh, akhirnya selamat ampe rumah juga. Tapi gua seneng banget kalau ada Rio. TAPI, gua gak suka kalau dia ngebut mana gak pake helm pula.

"Agni, lo gpp kan ?" tanya Rio kepadaku karena aku ya AGAK PUCAT.
"Gak apa-apa gimana ? Loe ngebut kayak di kejar kuntilanak !" kesalku.

"Ya iyalah gua ngebut.. Secara belakang gua aja ada kuntilanak." jawabnya.








*hening*







*sunyi*

"Eh.. Bentar.. Belakang loe kan gue,
berarti maksud loe gue yang jadi kuntilanak." kataku.

"Ya bisa di bilang seperti itu" kata Rio tanpa wajah watados.

"Grr.. Au ah.. Gua masuk aja... Disini gua bisa stress ngadepin cowok SARAP." kataku sambil lekas masuk ke rumahku.

"Cowok SARAP tapi GANTENG kan ?!" kata Rio dengan percaya diri.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

@5 hari kemudian.
Pulang sekolah.

Ku langkahkan kaki di koridor. Hari ini sungguh membosankan. Bosan stadium akhir. Di tambah lagi, 4 hari aku gak pernah liat rio semenjak nganter aku ampe rumah. ARGH ! Eh ntar dulu.. Napa gua bawa-bawa nama rio-_-

Aku kembali memfokuskan pandangan lurus ke depan, tanpa sengaja aku melihat rio sedang mengobrol pada temannya. Bentar dulu ! Ku lihat lebih teliti. Eh rio abis napa ? Napa kepalanya di perban begitu. Ck...

"DOR !"

"Ayam lu mati sambil main gitar." latahku, ih siapa sih nih, rese banget. Ku tengok kebelakang dan mencoba sabar dalam itungan.

5

3

eh maksudnya...

5

4

3

2

1

"BAKPPAAAAAAUUUU lu tega amat sih." teriakku.

Sivia pun hanya mengancungkan jari telunjuk dan jari tengah berbentuk huruf "V".

"Mangap ni..., hayo liat rio ya ? Kedip woy ! " kata Via sambil berjalan menuju gerbang dan aku pun mengikuti Sivia.

"Elaaah.. Apaan sih..iya-iya gue ngaku. tadi gua liat kok kepalanya di perban."

"Dia kan abis kecelakaan naik motor." kata Sivia.

"Ha ? Kapan vi ?" kataku panik.

"Kok elu jadi panik begitu. Cieee lu suka ya ?! Denger-denger sih 5 hari yang lalu."

Kok 5 hari yang lalu, bukannya hari itu hari dia anter gua ampe rumah. Batinku.

"Beh... dasar tukang nguping."

"Tapi berguna kan ?"

"Iya dah. Apa lo kata."

"Eh elu mau bareng ama gua gak?" tanya via.

"Kayaknya nggak deh, gua mau jalan-jalan aja"

"Yakin ? Tengah bolong gini ?"

"Iya, yakin !"

"Ya udah deh hati-hati di jalan. Gua duluan ya. Bye agni.."

"Bye via.." kataku sambil tersenyum.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Teriknya sang mentari membuat penghuni di muka bumi ini malas untuk keluar bagaikan vampir yang takut dengan cahaya. Tapi, bagiku tidak, aku terus berjalan menginjak aspal. Dehidrasiku mulai kambuh. Ku ambil setengah botol air minum dari tas ranselku. GLEK. Tandas. Rasa segar segera menjalari kerongkonganku.

"Ekhem..."

Ku  mendengar seseorang berdehem. Dan, aku menoleh ke arah asal bunyi itu. Ternyata, sosok cowok yang kepalanya di perban sedang mengendarai motor ninjanya.

"Ooh.. Elu..." kataku.

"Issh.. Responnya kok cuma gitu ke gua ?" kesal Rio.

"Emangnya gua harus merespon kayak fans fans lu yang laen "Ya ampun Riooo Unyuu... Kamu abis kenapa ?! Kok kepala kamu di perban? Gpp deh yang penting gantengmu gak ilaang kok" GITU ?!?" kataku sambil meniru fansnya.

"Ya mendingan gitu lah.."

"Haruskah ?"

"Yoi.. Bukan cuma harus aja. Tapi, HARUS, KUDU, MESTI, WAJIB. Eh agni... Gue mau ngomong ?"
"Bukannya dari tadi loe udah ngomong?"

"Heuh... Agni Tri Nubuwati... Temenin Mario Stevano Aditya Haling ke Kedai ice cream ya.."

"Enggak ah males, ntar pasti ngebut lah, kecelakaan lah, de el el." dumelku.

"Yah Agni, please dong, iya dah, gua gak bakal ngebut lagi. Dan moga-moga gua ama elu sehat wal afiat. Ya ya ya."

"Gimana ya.. ?"

"AH ELU KEBANYAKAN MIKIR"

Akhirnya akupun menuruti keinginan Rio. Aku pun menaiki motor ninja merahnya. Sebenarnya sih aku takut bukan karena dia ngebut. TAPI..... aku takut keselamatan dia ! Ups... AGNI ! Maksudmu apa ?!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

@Kedai Ice Cream.

"Hahaha ! Kena !" seru Rio karena berhasil membuat wajahku belepotan dengan Ice Cream Sunday cokelat nya.

"Rese nih!" kataku sambil membersihkan ice cream di wajahku.

"Itu tuh, masih belepotan."

"Ha ? Masa sih ?!" kataku yang berusaha membersihkan noda ice cream, tapi tetap tidak bisa.

"Ya udah, aku aja yang bersiin kamu." kata Rio sambil mengambil tisu di meja dan membersihkan ice cream di wajahku.

DEG !!!
Mata Rio dan Mata Agni saling bertatapan dengan jarak 5cm.

20 detik berlalu.

Tatapan yang gak asing, batinku.

32 detik berlalu

"Eh maaf Agni."

"Gpp kok yo"

"Agni, kamu bentar di sini ya, jangan kemana-mana."

"Sip..." kataku sambil mengacungkan jempol.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

18 menit kemudian

Fiuh, eh sumpah jamuran. Rio di mana sih.

"Perhatian semua yang ada di sini. Ada seseorang yang akan membawakan lagu berjudul "Inilah Cintaku" beri tepuk tangan untuk MARIO STEVANO ADITYA HALING" kata MC di panggung kedai tersebut.

Ha ? Rio ! Apa yang ia lakukan ?. Batinku.

Rio pun naik ke atas panggung, firasatku mengatakan kalau dia akan bernyanyi sambil memainkan gitarnya.

" Cinta dirimu lengkapiku...
Kamu tahu..
Yang ku mau...

Tlah ku coba cari yang lain..
Cuma kamu...
Yang ku mau...

Inilah Cintaku..
Uhu hu..
Inilah Sayangku, Hanya Untukmu...
Terimalah diriku..
Apa adanya..
Kan ku jaga slalu...
Dirimu.. Dirimu..

Ku coba cari penggantimu..
Tetap kamu..
Yang ku mau..
O wow..

Inilah Cintaku..
Uhu hu..
Inilah Sayangku, Hanya Untukmu...
Terimalah diriku..
Apa adanya..
Kan ku jaga slalu...
Dirimu.. Oh Dirimu..

Apa adanya
Coba jujur padaku...
Kau lah yang terbaik untukku...

Uhu hu..
Inilah Sayangku
Uhu hu...

Inilah Cintaku..
Uhu hu..
Inilah Sayangku, Hanya Untukmu...
Terimalah diriku..
Apa adanya..
Kan ku jaga slalu...
Dirimu.. Oh Dirimu.. "

Prok prok prok, ku dengar gemuruh penonton di sini.

"Sebenarnya lagu ini ku persembahkan untuk cewek terbaik di kehidupanku saat ini. Mungkin aku baru mengenalnya lebih dekat kurang dari seminggu. Tapi, perasaan gak bisa di bohongin. Agni, gua bukan orang babibubebo to the point aja, Would you be my girl, agni ?" kata Rio yang langsung menghampiriku.

Ku dengar, semua orang di sini berteriak "TERIMA... TERIMA... TERIMA..."

Aku pun tersenyum dan menggangguk. Rio pun tak menyangka dengan jawabanku dan langsung memelukku.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>
@2 tahun kemudian..
@Yogyakarta

Jauh di luar kota, di balik bukit yang indah. Pohon pohon cemara berjajar membetenginya. Kilau benih, tenang, tanpa ombak memukau mata. Mendatarnya ladang setentang mata . Dalamnya penuh tanam tanaman. Jika di umpamakan emas, pesona itu seperti bak mutiara yang memantulkan cahaya putih kekuning kuningan. Keindahan nyaris tanpa cacat. Kalaupun ada yang kurang sempurna, barang kali karena kesunyian yang mengembang kaku. Dari belakang, Rio menepuk pundakku. Aku hanya menoleh sekilas. Rio berkulit hitam dan tubuhnya yang tegak tinggi itu mengambil tempat tepat di sampingku.

"Tempat ini begitu sunyi, seperti tak ada kehidupan." kata Rio

"Karena tak ada orang yang mau tinggal disini."

"Padahal di sini jauh lebih indah dari pada di perkotaan."

"Tapi, keindahan tak menjamin kebahagiaan bukan ?"

"Baiklah itu menurut pendapatmu, hmm.. Ayo lekas tinggalkan tempat ini. Kita harus melanjutkan perjalanan kita." ajak Rio kepadaku.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

@di mobil Rio

"Yo, sebenarnya kita tujuannya mau ke mana sih." tanyaku.

"Ntar juga kamu tahu, ada sesuatu yang harus kamu ketahui dari aku."

Kok ni jalan ke arah pemakamannya cakka ya. Batinku

@Tempat Pemakaman Umum.

"yo..."

"hmm, udah ikut aku. Aku gak bikin kamu celaka kok," kata Rio yang berusaha menenangkan perasaanku.

Aku dan Rio menelusuri beberapa nisan dan sampai di




batu nisan yang bertuliskan "Cakka Kawekas Nuraga"

Aku kaget dan aku gak kuasa menahan air mata yang menggenang di kelopak mataku.

"Yo, maksud kamu apa ? Ngajak aku kesini." tanyaku sambil menangis.

"Kok kamu nangis ?." kata rio dengan nada khawatir.

"Dia ini sahabat terbaik aku dari kecil yo.. " kataku yang masih meneteskan air mata.

"Aku tujuan ke sini mo ucap terima kasih ama cakka karena aku bisa melihat alam semesta dan melihat kamu agni"

"maksudnya ?"

"3 tahun yang lalu aku kecelakaan dan akhirnya aku di vonis kebutaan. Tapi sebulan kemudian ada pendonor mata dari yogyakarta yaitu Cakka." cerita rio kepadaku.

"Cakka, gua gak tau gua harus ngomong apa. gua makasih banget ke lo karena gua bisa melihat alam semesta lagi dan makasih juga, berkat mata lo, gua bisa menemukan seorang gadis yang tepat buat gua. Gua berjanji akan jaga mata lo dengan baik. Semoga lo tenang dan bahagia di alam sana ya kka..." ujar rio sambil melihat ke batu nisan cakka.

"hiks... hiks... Hai apa kabar cicak ! Hiks... Tau gak gua kangen ama lo tau. Lu kangen ama gua gak ? Gua pengen main basket ama elu lagi, naik perahu lagi, main layangan lagi, nyolong mangga lagi, ampe teriak gak jelas di sawah lagi. Gua gak bisa ngelakuin itu semua ! Karena lu udah gak ada di samping gua ! Eh kka gua seneng banget tau udah dapet seseorang yang pantas buat gua. Hmmm... Hiks.. Elu mau restuin hubungan gua ama dia gak?" kataku sambil menangis.

"Agni, lo harus tegar." kata rio sambil memegang pundakku.

Ku lihat ada sosok bayangan cakka memakai baju putih.
"CAKKA !!!" ku teriak sambil menangis

"Gua gak kenal loe !" kata arwah Cakka.

"Maksudnya apa kka ?" tanyaku

"Gua kenalnya ama Agni yang DULU. Yang selalu ceria dan selalu sabar dalam cobaan apapun. GUA BENCI AMA AGNI SEKARANG !"

"hiks... tapi kka... gue.."

"Berhenti tangisan lo ! Gua benci ! gua benci cewek cengeng, kayak loe.. Apalagi ini cuma gara-gara gua ! Gua gak akan ngampunin diri sendiri gua, Agni ! Gua juga kangen ama lu, Agni. Tapi kita harus sadari, kalau kita di 2 alam yang berbeda. Tapi gua akan mengingat kenangan kita selamanya. Gua ngerestuin hubungan kalian kok. Buat lu yo : makasih udah jaga mata gua ampe sekarang. Jaga Agni. Jangan sampai Agni terluka. Titip Agni ya yo. Gua doain kalian selalu bersama." ujar arwah Cakka sambil tersenyum dan arwahnyapun langsung menghilang.

"Gua akan tepatin janji lo kka." kata Rio.

"Kka, ini demi lo, gua akan jadi cewek yang ceria." janjiku.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++=

TAMAT

Makasih yang udah mau baca.  maaf ya ceritanya agak ngawur. Namanya juga penulis AMATIRAN
Oke.. sekian cerpen kali ini sampai jumpa. DI PERTEMUAN BERIKUTNYA.
Salam ICL

Kak Perfect *eh

Nge fans ama kak perfect

hihihi... Itu julukan gua ke dia~ gua juga gak ngerti gua itu nge fans ATAU naksir. Hehehe~

yang jelas dia itu bisa nguasain pikiran gua. Akakak :D dan dia juga bisa lupain kenangan gua ama SI DOI yeeeaa !

Oke bayangin yaah..
Cowok putih, PERFECT, ganteng, sederhana tapi keren, ramah ama guru+adek kelas, perhatian ama adek kelas, anak OSIS, anak PMR, anak PADUAN SUARA, JAGO MASAK PULA. Hiiiiii wauu. Jarang kan anak cowok hobinya masak. Hehehe~

pertama sih ketemu waktu gua ppdb tes kesehatan. Soalnya dia itu yang ngatur tensi darah, detak nadi, tinggi+berat badan. Trus hari lusanya kan gua balik lagi buat daftar ulang. Eh ketemu kak perfect trus kenalan(jabatangan)+ngobrol. Mihihihi :3

Seneng siiihhh~ tapi nyesek garagara beda keyakinan. Hehehe.

Sumpah, kalau ada cewek yang bisa ngambil hatinya kak perfect, gua BERDOA SEMOGA cewek itu gak ngecewain kak perfect. Karena kak perfect itu terlalu baik. Jarang tauuu ada cowok kayak kak perfect. Akakak :D

dan garagara tu kak perfect gua jadi berminat banget masuk sekolah itu. Hehehe.

aaaaaa sampai bertemu waktu MOS putih abuabu kak perfect :3